Kang Tabu (Tahu Bulat)-cerpen


Assalamu'alaikum wr. wb.

Blog kali ini aku bawa lagi sebuah cerpen murni pengalaman pribadi! Jadi semoga suka yah?!!

Kang tabu (tahu bulat)


Siang ini, di hari yang terik. Sekolah di pulangkan lebih awal karena di laksanakannya kegiatan ujian. Karena waktu di pulangkan tepat pada waktu siang hari, jadi terasa sangat panas. Dan berhubung uang saku para siswa masih ada. Banyak sisa yang memlih untuk mampir ke penjual makanan atau minuman untuk mengisi perut mereka sebelum pulang ke rumah masing-masing.

Seperti dua orang siswi ini yang memilih untuk mampir ke depan sekolah SD guna mencari penjual makanan atau minuman yang mungkin bisa menghilangkan rasa lapar dan dahaga mereka. Dua siswi itu bernama Aisyah dan Yuki. Sialnya, pada saat itu Aisyah tidak membawa uang saku karena mengira pulangnya akan lebih pagi. Dan berakibat hanya Yuki yang membeli makanan dan juga harus berbagi dengan Aisyah.

Sebenarnya Yuki ingin membeli cilok dan es cincau langganannya, tapi ternyata penjualnya sedang tidak berjualan di sana. Dan tak sengaja mata Yuki melihat ada penjual tahu bulat. Dan kebetulan sekali, penjual tahu bulat itu adalah orang yang sama yang di lihat Yuki kemarin saat membeli cilok langganannya. Dan penjual tahu bulat itu memiliki paras yang rupawan. Di karenakan Yuki merupakan anak SMA alias remaja, jadi dia suka dengan pria yang memiliki wajah yang rupawan.

“Syah! Beli tahu bulat yuk!” ajak Yuki sambil menyenggol bahu Aisyah yang berjalan di sebelahnya.

“Yaudah beli sana! Gue kan kagak bawa uang” ujar Aisyah.

“Beliin yah?! Pake uang gue kok. Yah! Yah!” ujuk Yuki sabil menyenggol-nyenggol bahu Aisyah.

“Iya dah, Iya! Tapi entar gue juga minta yak?!” tawar Aisyah dan mendapat anggukan dari Yuki.

“Beliin Rp3ooo,- aja dah. Sotong sama tahu bulat yak?!” ujar Yuki seraya memberikan selembar uang Rp10.000,- kepada Aisyah.
Aisyah pun berjalan mendekati penjual tahu bulat itu dan di ikuti oleh Yuki di belakangnya.

“Bang! Beli tahu bulat sama sotong Rp3000,- yak!” ujar Aisyah dan menyerahan uang Rp10.000,- itu dari belakang Si Abang penjual tahu bulat.

“Kenapa gak Rp5000,- aja?” tanya si Abang yang noleh ke Aisyah. Oh iya, kendaraannya itu yang di sebelahnya di kasih penutup. Kayaknya biar gak kepanasan. Jadi kalo si Abang noleh, cuman Aisyah yang bisa liat. Sedangkan Yuki yang posisinya di belakang Aisyah tapi agak jauh jadi gak bisa ngeliat Abangnya.

“Eh.. Eng-enggak Bang” ujar Aisyah sedikit gugup karena kaget ngeliat si Abang.

“4000,- deh!’’ ujar si Abang lagi.

“Ki!! Sini woi!” panggil Aisyah dan menatap Yuki sedikit kesel sama si Abang yang keras kepala.

“Kenapa? Udah belom?” tanya Yuki saat berada di depan Aisyah.

“Urus sendiri tuh!” ujar Aisyah.

“Gimana? Rp4000,- aja gimana?’ ujar si Abang dan nolehnya sedikit kebelakang buat ngeliat Yuki. Dan otomatis Yuki juga bisa ngeliat wajah si Abang itu.

Subhanallah! Tampan sekali anda, sang penjual tahu bulat!? Nikmat manalagi yang hamba dustakan ini? Dari jauh tampan, dari dekat lebih rupawan!’  batin Yuki saat saling bertukar pandang sama si Abang.

"Rp4000,- yah?" Ujar si Abang menyadarkan Yuki.

“Rp3000,- aja Bang!” sahut Yuki yang sudah tersadar dari lamunannya.

“Rp4000,- deh?” ulang si Abang kesekian kalinya.

‘Ganteng, tapi ngeselin!’ batin Aisyah dan Yuki ngeliat kelakuan si Abang yang dari tadi kekeh.

“Rp3000,- Bang!” ujar Yuki kesekian kalinya.

“Yaudah deh Rp3000,-” ujar si Abang yang ngalah dan ngasih kembaliannya.

Setelahnya si Abang  bungkusin tahu bulat sama sotong, lalu di serahkan ke Aisyah soalnya Aisyah yang paling deket jaraknya sama si Abang. Setelah beli tahu bulat, Aisyah dan Yuki pun berniat untuk pulang, tapi sebelum itu Yuki pengen beli minuman yang seger-seger. Mereka pun berhenti di salah satu warung yang ada di seberang jalan, dan kebetulan arah pulang mereka searah. Setelah beli es, mereka berjalan ke tempat biasannya mereka nunggu angkutan umum yang biasa mereka naikin buat pulang.

“Wah, gila! Si Abang tadi ganteng banget sumpah!” ujar Aisyah kagum karena baru tau kalo pedagang tahu bulat itu ganteng.

“Bener banget, gila! Tadi gue nyuruh Lu yang beli tuh, karena gue gugup kalo mesti ngomong ama cowok ganteng! Nah, penjual itu yang kemaren kemaren gue ceritain itu. Ternyata dari deket lebih ganteng, gila!” ujar Yuki yang gak kalah kagum kayak Aisyah 
meski udah pernah liat wajahnya walau dari jauh.

“Wah, pokoknya itu bakal jadi jodoh gue!” ujar Aisyah yang langsung mendapat tatapan mematikan dari Yuki.

“Enak aja! Gue duluan itu yang ngeliat!” seru Yuki gak terima.

“Tapi gue dulu tadi yang ngeliat!” bantah Aisyah masih kekeh dengan pendiriannya.

“Tapi kan Lu tau dari gue, jadi itu jodoh gue!” ujar Yuki masih gak terima.

“Tap-”

“Pokoknya itu jodoh gue! Titik!” potong Yuki mutlak.

Setelah memperdebatkan hal yang tidak penting, entah kenapa mereka tiba tiba ingin melihat ke arah IndoApril yang letaknya di ujung jalan. Tepat berada di seberang jalan di depan SD tempat Yuki sama Aiyah tadi beli tahu bulat. Kmudian terlihat pria berjaket merah tengah menyebrang. Tiba-tiba...

“Syah!! Itu si Abang penjual tahu bulat tadi woi!” ujar Yuki histeris sambil mukul mukul lengan Aisyah yang duduk di sebelahnya.

“Iyah!! Woi, woi! Sakit ini, astaghfirullah! Gue juga bisa liat” ujar Aisyah yang kesakitan karena pukulan Yuki yang terlalu bersemangat.

“Seharusnya tadi kita ke sana Syah!! Ahh...... Seharusnya gue tadi ngikutin feeling aja, elah!” gerutu Yuki yang tiada habisnya.

“Udah sih, diem bisa gak? Berisik tau!” ujar Aisyah kesal.

“Pokoknya dia jodoh gue! Titik!” ujar Yuki dan tak mengalihkan pandangannya dari penjual tahu bulat itu sampai hilang dari pandangannya.

DI RUMAH YUKI

13:15 WIB

“Assalau’alaikum! Mak Yuki pulang!” teriak Yuki saat memasuki rumahnya dan di sambut oleh sambitan sayang dari Emaknya Yuki.

“Wa’alaikumsalam! Jangan berisik kenapa sih? Heran, baru pulang udah bikin emak darah tinggi aja!” cibir Emak yang berjalan menuju dapur, sedangkan Yuki berjalan menuju kamarnya untuk mengambil baju santainya dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

20 menit kemudian

Yuki sudah terlihat lebih segar dengan baju santainya. Yuki memutuskan untuk mengistirahatkan dirinya agar lebih rileks..........
...............
...............
...............
...............

‘Tok! Tok1 tok! Tok!’  suara pintu kamar Yuki di ketuk dari luar.

“Yuki!” panggi sang Emak dari luar kamar Yuki.

“Iya mak! Iya! Bentar, astaghfirullah” sahut Yuki saat mendengar Emaknya maasih terus mengetok pintu kamarnya dan memanggilnya dari luar.

‘cklek’ suara pintu saat Yuki membuka pintu kamarnya dan tepat di depannya nampak Emaknya dengan muka garangnya.

“Anak gadis kayak apa tidur dari jam 1 siang sampe habis isya’ baru bangun? Cepet sekarang mandi abis itu Emak dandani! Nanti ada tamu penting” ujar Emak cepet banget kayak rapper profesional.

“Kenap-”

“Udah cepet sana mandi, gak usah banyak tanya! Ribet banget heran ini anak gadis satu!” ujar sang Emak sambil mendorong Yuki ke kamar mandi.

Setelah beberapa menit, Yuki pun keluar dengan mengenakan pakaian yang di pilih sang Emak dan langsung di tarik untuk duduk di depan meja rias. Sang Emak pun dengan lihai menggunakan alat make up yang ada di atas meja.

45 menit kemudian

Emak dan Anak itu pun akhirnya keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang tamu yang ternyata sudah ada beberapa orang. Ada Ayah, Kakak Yuki, dan beberapa orang yang terlihat asing di mata Yuki.

‘Mak! Kenapa ini kok rame rame sih?’ tanya Yuki sambil berbisik kepada sang Emak yang berjalan di sebelahnya.

‘Itu keluarga yang mau ngelamar Elu!’ ujar Emak kelewat santai, gak inget kalo anaknya masih kelas 1 SMA. Wagelaseh.

"Hehhh!!??” teriak Yuki kaget dan membuat dia menjadi pusat perhatian.

‘Eh... Diem kenapa sih itu mulut!’ ujar sang Emak sambil membungkam mulut Yuki biar gak teriak lagi.

Emak gak inget apa? Yuki masih sekolah Mak! Baru juga masuk SMA. Baru kemarin ujiannya di mulai. Lagian Yuki juga gak kenal sama mereka’ bisik Yuki frustasi sama kelakuan Emaknya yang malah keliatan seneng banget.

‘Lah kan cuman tunangan anakku sayang, bukan langsung nikah. Entar akadnya pas Elu udah lulus sekolah! Dan mereka itu temennya Emak waktu SMA dulu’ jelas Emaknya tapi tetep gak bisa bikin Yuki tenang.

‘Tapi mak-‘

‘Kagak usah tapi-tapian! Udah duduk sana di sebelah bapak Lu!’ titah sang Emak sambil sedikit ngedorong bahunya Yuki.
Yuki pun sudah duduk diantara Emak sama Bapaknya yang duduk di samping kanan-kirinya.

“Maaf yah, lama pasti nunggunya?” ujar Emak halus banget nadanya, beda kalo ngomong sama anaknya sendiri.

“Ah nggak apa-apa kok! Gak terlalu lama juga” sahut temennya Emak yang cewek.

“Oh iya, btw anakmu mana nih? Datengnya gak bareng bareng?” tanya Emak pake bahasanya anak gaul.

“Tadi pamit buat angkat telepon dari temennya. Bentar lagi juga balik” jawab temen perempuannya Emak dan sesekali ngambil cemilan yang ada di atas meja.

“Oh iya! Ini Yuki. Dan Yuki, ini tante Bunga sama om Rudi. Mereka itu temen Emak SMA dulu” ujar Emak memperkenalkan.

“Wah ternyata Yuki tambah cantik yah! Jadi inget dulu, Yuki kesandung batu gara gara lari di kejar induk ayam! Sekarang udah gede aja” ujar tante Bunga yang membuat seisi ruangan tertawa terkecuali Yuki tentu saja.

“Pasti Yuki gak inget sama kita kan” ujar om Rudi dan Yuki hanya bisa membalas dengan senyum canggung.

“Assalamu’alaikum!” sebuah suara mengintrupsi canda tawa di ruangan itu.

“Wa’alaikumsalam!” jawab seisi ruangan itu bersamaan.

“Nah itu dia, akhirnya balik juga!” seru tante Bunga dengan berjalan mendekati pria yang tengah berdiri di depan pintu utama.

Yuki pun mengikuti arah pandangan orang orang dan dapat di lihat ekspresi keterkejutan di wajahnya.

‘Subhanallah! Itu kan abang ganteng penjual tahu bulat tadi siang? Ya Allah, sungguh. Kebahagiaan tiada tara apa lagi yang kau berikan pada hambamu ini? Langsung terima aja kalo begini jadinya’ batin Yuki saat melihat wajah pria tersebut yang ternyata adalah penjual tahu bulat yang di jumpainya tadi siang saat bersama Aisyah.

Tante Bunga dan pria tadi yang duduk berhadapan dengan keluarga Yuki dan duduk tepat di hadapan Yuki. Mereka saling bertukar pandang.

“Jadi gimana? Yuki mau gak tunangan sama...................

.......................

.......................

.......................

“YUKI!! BANGUN WOI! DAH SORE, JANGAN MOLOR TEROS!!”  suara menggelegar menggema di dalam kamar Yuki dan membangunkan sang pemilik kamar.

“Aahhhh!! Abang laknat! Hilang sudah mimpi indahku!!” teriak Yuki frustasi bercampur kesal karena semuanya itu hanyalah sebuah mimpi.


The End~



Selesai deh ceritanya, sekian terimakasih.


Wassalamu'alaikum wr. wb.

Komentar

Postingan Populer